Meski masih sangat populer di Indonesia, BlackBerry kebanyakan hanya digunakan untuk chatting dan bermedia sosial. Penggunanya pun tak banyak mengunduh (dan meng-install) aplikasi lain.
Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Pembina Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), I Made Wiryana.
BlackBerry di Indonesia hanya menarik bagi RIM. Bagi
penjual aplikasi, sudah tidak menarik lagi karena pasarnya digeser
Android.
-- I Made Wiryana, Dewan Pembina Asosiasi Open Source Indonesia
"Kalau dulu, pemakai BlackBerry meng-install banyak aplikasi. Sekarang, orang pakai BlackBerry hanya untuk BBM," kata Made selepas jumpa pers Indonesia Open Source Award (IOSA) 2012 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa (13/3/2012).
Made mengatakan pengembang aplikasi mobile, seperti ponsel cerdas (smartphone) dan tablet di Indonesia lebih memilih platform Android dibanding BlackBerry.
"Artinya, penetrasi pasar BlackBerry di Indonesia hanya menarik bagi RIM. Bagi penjual aplikasi, sudah tidak menarik lagi karena pasarnya digeser Android," kata Made.
Pengembang aplikasi mobile, menurut Made, harus membayar "sign" dari RIM dan repot mengurus kunci aplikasi jika akan mengembangkan aplikasi di platform BlackBerry.
"Sedangkan di Android, tidak perlu mengurus kunci platform atau bayar apapun. Tinggal buat aplikasi lalu dipasarkan," kata Made.
Pengajar Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi di Universitas Gunadarma itu mengatakan mahasiswa-mahasiswanya lebih memilih belajar dan mengembangkan aplikasi di platform Android, dibanding BlackBerry ataupun Apple.
Sumber :
ANT
0 komentar:
Posting Komentar