Kisah percintaan antara Rama dan Shinta yang merupakan bagian dari
cerita klasik Ramayana telah banyak dituangkan dalam beberapa media,
seperti buku, novel, film, komik, bahkan serial televisi.
Cerita
ini terus dikisahkan dalam berbagai bentuk: di Indonesia, Ramayana
sering dikisahkan melalui seni tari; di Thailand, dikisahkan melalui
wayang.
Kali ini, cerita Ramayana yang pertama kali ditulis
sekitar 2.500 tahun yang lalu dalam sekitar 50.000 baris ayat Sansekerta
coba diangkat kembali dengan konsep baru, lebih interaktif, dan dengan
tampilan animasi yang lebih menarik.
Ramayana yang awalnya
merupakan cerita epik India telah menyebar ke seluruh Asia Tenggara,
berbaur dengan budaya lokal, dan berkembang seiring dengan berjalannya
waktu.
Adalah Google yang menyajikan kisah Ramayana tersebut dengan format teknologi tinggi, yaitu HTML5 dan Javascript.
Sekarang Anda bisa medapatkan pengalaman menikmati kisah Ramayana pada browser Google Chrome di
http://www.ramaya.na.
Di
situs ini tersaji desain animasi interaktif yang diharapkan mampu untuk
menghidupkan cerita epik tersebut dan menghadirkan sebuah cara
mendongeng yang modern.
Versi interaktif Ramaya.na mencakup
episode di mana Pangeran Rama bertempur melawan Raja Iblis Rahwana untuk
menyelamatkan istrinya, Shinta.
Untuk memberikan sentuhan modern
pada kisah kuno ini, Google menggunakan produk-produknya, seperti Maps
(Peta), Chat, serta elemen-elemen khusus Chrome, seperti Incognito Mode
dan Omnibox.
Misalnya, ketika ayah Putri Shinta memberikan
pengumuman resmi untuk mencari pria yang berkenan untuk meminang
putrinya, ia mengumumkan kepada seluruh kerajaan melalui Google Chat dan
ketika Raja Iblis Rahwana berusaha untuk menjebak Shinta dengan
menyamar sebagai seorang biksu, Rahwana menggunakan Chrome Incognito
Mode yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan identitas yang berbeda.
Selain
elemen khusus Google dan Chrome, kami juga menggunakan teknologi WebGL
dan HTML 5 pada beberapa bagian cerita yang dikenal penonton, seperti
pembakaran kerajaan Rahwana dan pembangunan Jembatan Rama.
Source : kompas.com