Welcome on Raditart and please like & follow my Web on Twitter & Facebook Thanks for your trust. . . [Technology Education] Creator : Pradiptya Setyahadi ^^0
my dream, destiny, vision, future [Technology Education] Creator : Pradiptya Setyahadi ^^0

RADITART

http://Raditart.com

RADITART

Web yang membahas tentang perkembangan Teknologi untuk memajukan kehidupan bangsa...

RADITART

Web yang membahas tentang perkembangan Teknologi untuk memajukan kehidupan bangsa...

RADITART

Web yang membahas tentang perkembangan Teknologi untuk memajukan kehidupan bangsa...

RADITART

Web yang membahas tentang perkembangan Teknologi untuk memajukan kehidupan bangsa...


Sabtu, 09 November 2013

BBM Android DOTA 2 Theme

BBM Android DOTA 2 Theme

Link kaskus : kaskus thread

Recommended for Android with xhdpi resolution

Buat loe loe semua, yang sangat mencintai DOTA 2 gw punya something special for you :ngakak kali ini gw mw kasi BBM yang tampilannya keren banget BBM Dota 2 theme, karena banyak temen gw yang minta. gw putusin share ini BBM editan gw

ini screenshot nya :





ini link nya :

http://www.tusfiles.net/eln8tbkmgvgw

Note : Jika sudah pernah install bbm di android, harap di uninstall dulu supaya ga crash

Yah mungkin itu saja, kalo ada yg mw request theme silahkan aja reply
dah dulu broo gw mw lanjut main DOTA 2 lagi..... see yarou at war

Pin GW : 7AA4AFE3

jgn lupa gan Commentnya, kalo ada bug lapor aja



Share

Kamis, 07 Juni 2012

Google Angkat Kisah Ramayana dalam Format HTML5


Kisah percintaan antara Rama dan Shinta yang merupakan bagian dari cerita klasik Ramayana telah banyak dituangkan dalam beberapa media, seperti buku, novel, film, komik, bahkan serial televisi.

Cerita ini terus dikisahkan dalam berbagai bentuk: di Indonesia, Ramayana sering dikisahkan melalui seni tari; di Thailand, dikisahkan melalui wayang.

Kali ini, cerita Ramayana yang pertama kali ditulis sekitar 2.500 tahun yang lalu dalam sekitar 50.000 baris ayat Sansekerta coba diangkat kembali dengan konsep baru, lebih interaktif, dan dengan tampilan animasi yang lebih menarik.

Ramayana yang awalnya merupakan cerita epik India telah menyebar ke seluruh Asia Tenggara, berbaur dengan budaya lokal, dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Adalah Google yang menyajikan kisah Ramayana tersebut dengan format teknologi tinggi, yaitu HTML5 dan Javascript.

Sekarang Anda bisa medapatkan pengalaman menikmati kisah Ramayana pada browser Google Chrome di http://www.ramaya.na.

Di situs ini tersaji desain animasi interaktif yang diharapkan mampu untuk menghidupkan cerita epik tersebut dan menghadirkan sebuah cara mendongeng yang modern.

Versi interaktif Ramaya.na mencakup episode di mana Pangeran Rama bertempur melawan Raja Iblis Rahwana untuk menyelamatkan istrinya, Shinta.

Untuk memberikan sentuhan modern pada kisah kuno ini, Google menggunakan produk-produknya, seperti Maps (Peta), Chat, serta elemen-elemen khusus Chrome, seperti Incognito Mode dan Omnibox.

Misalnya, ketika ayah Putri Shinta memberikan pengumuman resmi untuk mencari pria yang berkenan untuk meminang putrinya, ia mengumumkan kepada seluruh kerajaan melalui Google Chat dan ketika Raja Iblis Rahwana berusaha untuk menjebak Shinta dengan menyamar sebagai seorang biksu, Rahwana menggunakan Chrome Incognito Mode yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan identitas yang berbeda.

Selain elemen khusus Google dan Chrome, kami juga menggunakan teknologi WebGL dan HTML 5 pada beberapa bagian cerita yang dikenal penonton, seperti pembakaran kerajaan Rahwana dan pembangunan Jembatan Rama.

Source : kompas.com



Share

Orang Indonesia beli Smartphone Cuma untuk SMS dan Media Sosial


Fungsi smartphone seharusnya bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan internet. Namun di Indonesia, smartphone masih digunakan untuk pesan singkat (SMS) dan mengakses situs jejaring sosial.

Regional Head of ConsumerLab Ericsson Southeast Asia and Oceania, Vishnu Singh menjelaskan kecenderungan pemakaian smartphone di Indonesia dan di negara lain berbeda.

"Penggunaan smartphone di Indonesia masih didominasi untuk SMS dan social media. Sementara pasar lain justru sudah mengarah ke penggunaan aplikasi," kata Singh selepas konferensi pers di ajang International Communication Conference (ICC) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/6/2012).

Lebih jauh Singh menuturkan bahwa penggunaan smartphone di Indonesia hanya digunakan untuk media sosial (66 persen), browsing internet (54 persen), pesan instan/instant messaging (37 persen), menonton video (21 persen) dan download aplikasi (19 persen).

Sementara feature phone lebih banyak digunakan untuk media sosial (14 persen), browsing internet (9 persen), pesan instan/instant messaging (5 persen), menonton video (2 persen), dan download aplikasi (4 persen).

"Penggunaan smartphone yang meningkat juga memicu penggunaan fitur pesan, khususnya pengguna BlackBerry," tambahnya.

Khusus di pesan instan, pengguna smartphone cenderung memakai situs jejaring sosial, terutama Twitter. Namun pesan yang lain, terutama email juga turut mendominasi.

Efeknya penggunaan telepon justru menurun. Begitu juga SMS berbasis teks juga sudah mulai menurun, dan beralih ke pesan instan.

Dengan penggunaan social media yang meningkat, maka kecenderungan untuk permintaan jaringan internet yang cepat juga akan meningkat. Oleh karena itu, operator di tanah air juga mewaspadai tren penggunaan data yang meningkat dengan merilis paket data.

"Pemakaian social media yang meningkat ini juga akan menyebabkan penggunaan jumlah smartphone di tanah air bisa meningkat tiga kali lipat dalam setahun mendatang," tambahnya.

Di sisi lain, para operator juga harus belajar dari negara lain khususnya penggunaan dan memaksimalkan frekuensi 3G dan 4G atau Long Term Evolution (LTE). Hal itu untuk mendukung pertumbuhan pengguna data yang terus meningkat.

Strategic Marketing Manager Ericsson Southeast Asia and Oceania, Warren Chaisatien menjelaskan operator di Indonesia bisa belajar tentang pengalaman sukses refarming spektrum LTE dari Australia.

Australia telah menjadi perintis dalam refarming frekuensi 1800 MHz untuk LTE. Kurang dari setahun setelah peluncuran pertama LTE secara komersial, ekosistem 1800 MHz telah tumbuh dengan cepat.

Penggunaan spektrum 1800 MHz lebih dimungkinkan karena biaya investasi murah, perangkat ponsel yang mendukung spektrum tersebut juga banyak serta pembagian spektrum untuk 3G dengan LTE jadi lebih mudah karena tidak memerlukan spektrum baru.

"Ini membuktikan bahwa penggunaan spektrum yang fleksibel dan netral sangat penting untuk pengembangan dan kesuksesan mobile broadband," tambah Chaisatien.

Saat ini, Ericsson memegang 25 persen dari semua paten utama di LTE. Serta memasok jaringan LTE komersial yang melayani 215 juta dari 325 juta pengguna dalam layanan komersial.

Sekadar catatan, Ericsson melakukan survei kepada 6.600 responden di Indonesia sejak akhir 2011 hingga awal 2012.

sumber: kompas



Share